Senin, 15 Februari 2010

Kamis, 11 Februari 2010

HIPNOSIS BUKAN KEJAHATAN

Dalam beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar atau membaca di media massa tentang “kejahatan Hipnotis (hypnosis)” yang terjadi di jalanan, angkutan umum, terminal atau bahkan di perumahan. Seperti yang baru-baru ini di beritakan disalah satu media massa lokal seorang nasabah bank yang “dihipnotis” hingga mengalami kerugian ratusan juta. Begitu banyaknya berita yang negatif tentang hypnosis, sehingga kata hypnosis itu sendiri sering menimbulkan perasaan seram dan was-was pada kebanyakan orang. Bahkan banyak yang menyamakan hypnosis dengan ilmu gendam, kekuatan mistik dan ilmu hitam lainnya. Namun apakah benar hypnosis itu berbahaya dan harus dihindari? Apakah hypnosis sama dengan ilmu gendam atau ilmu hitam?. Menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti ini marilah kita –bukan bermaksud menggurui-membuka hati dan pikiran untuk terlebih dulu melihat fenomena hypnosis itu sendiri.
Hypnosis sebagaimana yang disebutkan di berbagai literatur dan para pakar adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi. Hypnosis juga didefinisikan sebagai seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya dengan cara menurunkan gelombang otak.
Fenomena hypnosis sesungguhnya bukan merupakan hal yang aneh, karena pada dasarnya setiap orang pasti pernah melakukannya. Dengan kata lain, secara sadar maupun tidak, setiap orang pasti pernah “menghipnotis” dan “terhipnotis”. Sebagai ilustrasi, barangkali anda pernah menonton film, baik di televisi maupun di gedung bioskop. Saat menonton film, perhatian kita sangat terpusat pada apa yang sedang berlangsung di pesawat televisi atau layar bioskop, sehingga terkadang kita tidak menghiraukan atau memperdulikan kejadian lain diluar kita, seperti bahkan tidak mendengar suara telepon, ketukan pintu atau suara lainnya. Kita larut dengan cerita yang ada, ikut sedih, gembira atau bahkan marah. Semua itu merupakan hasil kerja pikiran bawah sadar kita dan sebenarnya saat itu kita sudah berada dalam kondisi hypnosis. Sehingga tidak sedikit diantara kita yang mungkin ikut menangis, takut atau marah dan meluapkan emosi lainnya saat menonton film, padahal kita juga tahu semua adegan tersebut direkayasa.
Sampai saat ini, masih banyak mitos dan pandangan yang salah mengenai hypnosis dalam masyarakat. Tidak hanya bagi orang awam, kaum terpelajar sekalipun masih banyak yang menganggap dan menghubungkan hypnosis dengan kekuatan mistik, dunia ghaib, gendam, kejahatan, penipuan, pengendalian pikiran dan berbagai pandangan negatif lainnya. Memang selama ini informasi yang benar dan lengkap mengenai hypnosis masih sangat minim dan belum begitu terbuka. Masyarakat banyak mengenal hypnosis melalui berita di media massa terkait dengan tindak kejahatan, penipuan yang selalunya dihubungkan dengan kejahatan hypnosis. Apakah kenyataannya demikian?
Hypnosis bukanlah merupakan bentuk penguasaan atau pengendalian pikiran. Walaupun seseorang telah dihipnotis atau masuk dalam kondisi hypnosis, masih akan tetap sadar dan mengendalikan diri sepenuhnya. Karena pada dasarnya setiap bentuk hypnosis adalah self-hypnosis. Bila subjek tidak mengizinkan atau menolak untuk dihypnosis maka hipnotis tidak akan bisa menghypnosisnya. Hypnosis membutuhkan kemampuan komunikasi yang persuasif untuk membawa subjek masuk dalam kondisi alam bawah sadar. Jadi sama sekali tidak menggunakan kekuatan magic atau mistik. Selain itu, meskipun kata hypnosis berasal dari asal kata hypnos yang bermakna tidur, namun hypnosis tidak sama dengan tidur yang sebenarnya. “tidur” hypnosis lebih dikatakan pada kondisi trans, juga tidak selalu harus dengan mata tertutup.
Dalam kondisi hypnosis, kita dapat melihat beberapa karakteristik yang umum terjadi antara lain;
Pertama, relaksasi fisik yang dalam diikuti oleh pikiran yang rileks. Kedua, perhatian menjadi sangat terpusat/fokus sehingga hanya tertuju pada suatu stimulus tertentu. Ketiga, saat dalam kondisi rileks dan perhatian terfokus, maka sugesti atau kata-kata yang diberikan ke subjek, selagi tidak bertentangan dengan norma subjek akan mudah diterima dan dilaksanakan.

MANFAAT HYPNOSIS
Hypnosis sebagai suatu keilmuwan sebenarnya sama dengan ilmu atau metodologi yang lainnya, seperti ilmu kimia, biologi, psikologi atau matematika. Untuk mempelajarinya tidak diperlukan kemampuan khusus selain kemampuan komunikasi verbal dan juga rasa percaya diri, tanpa menggunakan mantera, atau istilah magic dan mistik lainnya. Bahkan dalam beberapa kali kelas pelatihan hypnosis yang penulis adakan, banyak peserta yang dapat melakukan hypnosis setelah belajar beberapa jam saja.
Dewasa ini, hypnosis telah berkembang dengan sangat pesat dan digunakan untuk berbagai bidang yang membantu manusia. Dalam bidang pemberdayaan SDM digunakan untuk meningkatkan percaya diri, meningkatkan motivasi. Didunia marketing digunakan untuk meningkatkan penjualan (hypnoselling), selain itu juga untuk menurunkan berat badan (hypnoslimming/weight reduction). Jenis-jenis hypnosis di bawah ini dibedakan bedasarkan bidang aplikasinya yang paling populer dalam dunia hypnosis.

1. HYPNOTHERAPY / CLINICAL HYPNOSIS
Hypnotherapy atau Clinical Hypnosis merupakan salah satu aplikasi hypnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan meringankan gangguan fisik. Hypnosis telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan psikologis maupun fisik. HYPNOSIS, tidak seperti cara pengobatan lain yang mengobati gejala (simptom) atau akibat yang muncul. Hypnosis ber-urusan langsung dengan penyebab suatu masalah. Dengan menghilangkan penyebabnya maka secara otomatis akibat yang ditimbulkan akan lenyap atau tersembuhkan. Beberapa jenis gangguan psikologis/mental yang dapat disembuhkan melalui hypnosis antara lain kecemasan, fobia, latah, kecanduan, kurang percaya diri, dan gangguan psikosomatis lainnya.


2. MEDICAL AND DENTAL HYPNOSIS
Yaitu penggunaan hypnosis untuk dunia medis, terutama oleh dokter ahli bedah dan dokter gigi dalam menciptakan efek anesthesia tanpa menggunakan obat bius. Teknik hypnosis yang digunakan untuk anestesi sudah digunakan oleh John Elliotson (1791 -1868). Elliotson adalah dokter yang pertama kali menggunakan mesmerisme (nama kuno dari hypnotism) untuk melakukan pembedahan tanpa rasa sakit. Dewasa ini juga semakin berkembang HypnoBirthing, yakni penggunaan hypnosis untuk kemudahan dalam proses melahirkan, sehingga wanita hamil dapat melakukan persalinan normal tanpa rasa sakit.


3. STAGE HYPNOSIS
Stage hypnosis atau hypnosis panggung adalah hypnosis yang digunakan untuk hiburan semata. Dinamakan stage hypnosis atau hypnosis panggung karena pada awalnya hypnosis untuk hiburan hanya diperankan di atas panggung. Namun sekarang pertunjukan hypnosis tidak terbatas dalam panggung saja, tapi sudah dilakukan di jalan, taman, mall, kampus atau dimana saja tempat-tempat keramaian. Beberapa waktu lalu, salah satu stasiun televisi kita sering menyajikan pertunjukan hypnosis dengan menampilkan Rommy Rafael dengan berbagai aksinya.

4. FORENSIC HYPNOSIS
Dalam penyelidikan kepolisian, hypnosis bisa digunakan untuk menggali informasi dari saksi. Suatu kejadian traumatis seperti dalam kasus kejahatan yang menakutkan cenderung membuat pikiran bawah sadar menyembunyikan ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar tidak bisa diingat oleh pikiran sadar. Tujuan pikiran sadar menyembunyikan informasi itu sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri, karena apabila kejadian itu bisa diingat dalam kondisi sadar, maka rasa ketakutan akan sering muncul tanpa sebab. Dengan bantuan hypnosis, korban atau saksi bisa mengingat kembali dengan sangat jelas.

5. METAPHYSICAL HYPNOSIS
Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam meneliti berbagai fenomena metafisik seperti Out of Body Travel, ESP, Clairvoyance, Clairaudience, Komunikasi dengan inner-self, meditasi, mengakses kekuatan superconscious mind dan eksperimen-eksperimen metafisika lainnya. Kebetulan kami kurang tertarik untuk mengembangkan Metaphysical Hypnosis. Dengan kata lain, kami bukan tempat bertanya yang tepat apabila anda punya pertanyaan tentang manfaat hypnosis untuk hal-hal metafisik tersebut

KEJAHATAN HYPNOSIS : BENARKAH ADA?
Jika kita menyimak kembali pemberitaan di media massa terutama di Riau dalam beberapa waktu belakangan ini, sangat banyak kita temukan berita tentang kejahatan, penipuan yang dikaitkan dengan hypnosis. Beberapa kasus kejahatan dan sering dikatakan sebagai “kejahatan hypnosis” yang terjadi di masyarakat antara lain:
• Pelaku menepuk bahu korban kemudian menawarkan barang seperti jam tangan merek terkenal dengan harga yang sangat murah, padahal jam tersebut palsu.

• Pelaku bertamu ke sebuah rumah yang ditingal majikannya, dengan memanfaatkan kepolosan dan ketidaktahuan pembantu rumah tangga, pelaku mengaku disuruh majikannya untuk mengambil barang tertentu.

• Pelaku menemui seseorang dan sambil bersalaman, pelaku mengaku kerabat dekat korban, padahal korban sama sekali tidak mengenalinya. Dengan tipu muslihatnya korban dibuat bingung, dan akhirnya korban mau menyerahkan semua barang yang dibawa korban.

• Pelaku menghubungi korban dan mengatakan bahwa salah seorang kerabat korban mengalami kecelakaan dan membutuhkan biaya segera. Karena panik dan sedih biasanya korban akan menyerahkan sejumlah uang yang diminta pelaku.

• Pelaku bersama komplotannya menyusun sebuah strategi, dimana pada awalnya seorang pelaku menghampiri orban dengan menawarkan sesuatu yang jika dilihat sepintas sangat menguntungkan korban, seperti batu, keris atau kitab. Pada saat korban dalam keadaan bimbang seorang anggota komplotan lainnya menghampiri seolah-olah tidak mengenal pelaku dan meyakinkan korban untuk mau menerima tawaran pelaku, hingga akhirnya korban terjerat oleh tipu muslihat komplotan pelaku.

Bila kita menganalisa beberapa kasus yang sering terjadi tersebut, kita akan lebih melihat bahwa apa yang dilakukan oleh beberapa oknum pelaku tersebut tidak lebih hanyalah penipuan belaka, yang lebih berupa kepintaran komunikasi persuasif sehingga menimbulkan rasa kasihan, rasa tamak. Karena memang pada zahirnya sifat manusia, selalu ingin memiliki, ingin merasa lebih dan inilah yang dimanfaatkan oleh pelaku. Memang dalam beberapa kasus sering korban dibuat tidak sadar, bingung seolah lupa apa yang menimpanya. Hal ini boleh jadi karena korban merasa Shock yang sangat hebat karena barang atau uangnya raib dibawa pelaku, selain itu juga diakibatkan oleh pelaku yang menggunakan obat bius dengan media lainnya. Namun kenapa para korban sering melaporkan atau media massa sering memberitakan kejadian tersebut sebagai kejahatan hipnotis?
Bagi korban, ada beberapa kemungkinan yang terjadi, pertama mungkin tidak ingin dianggap “bodoh” atau “lugu” karena telah tertipu puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah dalam waktu sekejap dan oleh pelaku yang baru atau tidak dikenal. Kedua, karena memang belum tahu apa yang dimaksud dengan hypnotis. Dan bagi media, kenapa sering menuliskan suatu kejahatan penipuan sebagai kejahatan hipnotis, barangkali pilihan kata “hipnotis” lebih memiliki daya tarik ketimbang menggunakan kata “kejahatan penipuan”. Coba anda analisa mana yang lebih menarik dari judul dibawah ini; “seorang wanita cantik, tertipu ratusan juta rupiah” dibandingkan dengan “ Wanita cantik dihipnotis, ratusan juta melayang” pasti judul kedua lebih menarik bukan?.
Lalu, apakah kejahatan hypnosis itu benar ada? Sebagai seorang praktisi hypnosis dan hypnotherapist, penulis tidak memungkiri bahwa ada beberapa oknum yang menggunakan keahlian hypnotisnya untuk melakukan kejahatan. Hypnosis sebagai ilmu, juga tidak menutup kemungkinan akan disalahgunakan oleh oknum tertentu. Seperti halnya ilmu matematika dan akuntasi sangat membantu dalam dunia perdagangan namun juga dapat disalahgunakan untuk melakukan korupsi. Ilmu biologi dan kimia sangat berguna dalam dunia kedokteran dan pertanian namun juga dapat disalahgunakan untuk membuat bom. Kalau boleh dicontohkan secara sederhana, sebuah pisau dapur akan sangat berguna dan membantu ibu-ibu ketika memasak di dapur, namun ditangan pembunuh ia akan menjadi senjata yang sangat mematikan. Jadi kalau ilmu hypnosis digunakan untuk melakukan kejahatan, siapakah yang salah? Ilmunya atau pelakunya? Silakan anda semua memaknai dalam pikiran anda.


Khairul Anwar, S.Psi, C.Ht
Licensed Practitioner of NLP TM
Hypnotherapist & Trainer Hypnosis